PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA DOKTER MENJADI GUNJINGAN ORMAS DAN LSM
Sukabumi, http://fokussuaranews.com- Proyek pembangunan asrama dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sagaranten yang memanfaatkan anggaran pendapatan daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi tahun anggaran 2024 menjadi gunjingan Ormas dan Lsm. Rabu (31/07/2024)
Dipicu oleh sikap mandor proyek (H.Kaka) yang diduga kurang koordinasi dan kurang toleransi, bahkan mengusir terhadap beberapa orang jurnalis yang ingin konfirmasi ke proyek tersebut, sehingga bergabung menggeruduk ke lokasi proyek RSUD Sagaranten.
Polres Pamekasan Mengamankan Pelaku Cabul Anak Di Bawah Umur Hingga Hamil
Namun tak lama ada telepon dari kantor Kecamatan Sagaranten kepada ketua tim aksi (Ijus) agar kumpul di aula kantor Camat Sagaranten untuk koordinasi dan mencari solusi. Seluruh forkopimcam Sagaranten menghadiri acara tersebut yang dipimpin Ridwan Agus Mulyana, selaku Camat Sagaranten.
“Kita sepakati bahwa pertemuan ini mesti tabayyun, bagaimana teman-teman setuju?” Tanya dia penuh ramah. Peserta aksipun menjawab berbarengan menyetujui hal tersebut. Saat itupun Camat Sagaranten memberikan waktu untuk beberapa penanya terkait dengan proyek tersebut.
“Perlu diketahui bersama bahwa saya selaku Camat Sagaranten tidak pernah menerima koordinasi dari pimpro atau yang mewakilinya, dan saya memfasilitasi tempat di aula ini hanya inisiatif kami bersama forkopimcam, sebenarnya harus pihak RSUD yang memfasilitasi ini, sebab ppk nya di sana,” tegas Camat.
Kapten infantri Dikdik (Danramil) serta Kapolsek Sagaranten bersama anggota senyum-senyum, tanda setuju apa yang disampaikan Camat. Menurut ketua tim aksi (Ijus) bahwa, “Kami bertanya kepada H. Kaka selaku mandor proyek, mengapa ketika rekan kami mau konfirmasi malah anda usir?. Lalu mengapa tidak melakukan koordinasi baik dengan forkopimcam, maupun dengan kami ormas, lsm, jurnalis Sagaranten, dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, agar rekrutmen pekerja proyek bisa dari putra daerah, bukan dari luar? Lantas material yang digunakan untuk proyek ini dari mana, mengapa tidak menggunakan jasa pengusaha daerah Sagaranten agar perekonomian di sini minimal ada perkembangan?,” papar Ijus sambil bertanya.
Mandor proyek (H.Kaka) mendengar rentetan pertanyaan baik dari ketua tim, maupun dari Ormas dan Lsm, serta perwakilan Jurnalis, cukup membuat bingung, pasalnya semua yang dituduhkan kepadanya hampir seluruhnya benar.
“Saya hanya mandor proyek yang terbatas kewenangan, mohon maaf kepada semua pihak, sebab keputusan tentang A,B,C seterusnya ada pada otoritas pimpro pak H. Budi Jabur,” jawab H. Kaka ketika pak Camat memberikan waktu kepadanya untuk memberi jawaban. “Terkait dengan sulitnya bertemu dengan saya, itu benar, namun bukan menghindar, soalnya saya terbatas keuangan untuk sekedar ngopi bareng.” Ujarnya.
PILKADA Pemekasan 2024 Sudah Di Depan Mata – Sekarang Mengerucut ke Tiga Nama Calon Bupati
Gaya jawaban H. Kaka yang dengan santai, seperti tidak punya beban, membuat geram para peserta aksi yang tidak memuaskan. “Bila rekan-rekan atau yang mewakili, ingin bertanya lebih jelas relevansi proyek ini, ayo kita bareng untuk operasional iuran saja.” Tambah pak Mandor H. Kaka.
Mendengar gelagat jawaban H. Kaka, yang kurang logis, pak Danramilpun angkat bicara, “Sebenarnya Rumah Sakit ini hal yang amat vital untuk dilindungi oleh Kami, namun mau bagaimana bila miskomunikasi?, mengenai pertanyaan dan jawaban tadi, menurut saya bukan kita yang harus ke pimpro, melainkan orang CV yang harus datang ke sini, pertimbangannya kan, lokasi proyeknya ada di Sagranten!,” seru pak Danramil kepada tim aksi, dan mendapat tepuk tangan tanda setuju.
“Mengingat waktu sudah hampir sore, saya juga masih ada pertemuan yang lain, kesimpulannya kita tunggu jawaban pimpro setelah pak H. Kaka menghubungi ke beliau.” Pungkasnya.
(Jhon MFS)